Minggu, 23 Oktober 2016

Tujuan Penggunaan 3 Jenis Tingkatan Bahasa Jawa dalam Komunikasi Sehari-hari


Di dalam Masyarakat Jawa diajarkan dan dilatih untuk selalu menghargai dan menghormati orang lain sesuai dengan kriteria tertentu dan didasarkan kepada aturan serta nilai-nilai sosial kemasyarakatan yang ada. Ajaran untuk menghargai dan menghormati orang lain ini diajarkan secara turun-temurun dari lingkup terkecil yaitu keluarga dan lingkungan pergaulan sosial sehari-hari. Di dalam pendidikan formal yang ada di dalam masyarakat Jawa hal ini juga diajarkan sebagai mata pelajaran khusus yaitu pelajaran Bahasa Jawa. Adapun penghormatan ini akan terlihat dari sikap dan terlebih lagi akan sangat terlihat dari sisi bahasa dalam komunikasi yang dilakukan oleh orang Jawa di dalam kehidupan sehari-hari yang dijalaninya. Dasar kriteria dari penghormatan ini biasanya meliputi usia lawan bicara, kedudukan atau jabatan lawan bicara secara pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan, jenjang hubungan dalam silsilah dan lain sebagainya.

Di dalam Bahasa Jawa terdapat 3 tingkatan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tingkatan bahasa tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Bahasa Jawa Ngoko
Bahasa ini adalah tingkatan terendah dari Bahasa Jawa yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi antar sesama warga dengan tingkatan tingkatan sosial yang relatif sama maupun boleh digunakan oleh tingkatan yang lebih tinggi ke tingkat yang dibawahnya. Sebagai contohnya adalah: orang tua berbicara kepada anaknya, teman sebaya, orang yang mempunyai jabatan lebih tinggi kepada bawahannya dan sebagainya.


2. Bahasa Jawa Krama/Kromo (madya)
Bahasa ini adalah tingkat tengah dari Bahasa Jawa yang biasanya digunakan untuk berkomunikasi antara orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua secara umur, orang biasa dengan orang yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dan juga antara seseorang yang lebih muda secara silsilah kepada orang yang lebih tua silsilahnya.


3. Bahasa Jawa Krama Inggil
Bahasa ini adalah tingkatan paling halus atau paling tinggi dalam Bahasa Jawa secara tingkatan Bahasa Jawa yang ada. Bahasa krama inggil ini secara umum jarang digunakan di dalam masyarakat biasa karena bahasa ini sebenarnya adalah bahasa yang digunakan di kalangan ningrat/priyayi atau di kalangan abdi dalem di lingkungan kerajaan.


Beberapa contoh kata dari tingkatan Bahasa Jawa yang sudah diuraikan di atas adalah sebagai berikut:

Mengapa dalam berkomunikasi harus dibedakan secara bahasa yang digunakan di dalam masyarakat Jawa? Pembedaan bahasa ini bukan bermaksud untuk membeda-bedakan golongan dalam masyarakat Jawa, tetapi lebih bertujuan sebagai ungkapan penghormatan dan penghargaan kepada orang-orang yang memang seharusnya dihormati. Hal ini terjadi karena kesadaran mereka bahwa orang-orang tersebut berperanan dalam hidup mereka atau pun dalam kehidupan masyarakat mereka. Sebagai contoh adalah: orang tua harus dihormati oleh anaknya karena orang tua lah yang sudah dengan susah payah membesarkan anak-anaknya, sehingga sangat pantas lah mereka dihormati oleh anaknya. Satu lagi contoh, di dalam masyarakat Jawa terutama di pedesaan "Perangkat Desa" sangatlah dihormati oleh warga desanya karena merekalah yang memikirkan bagaimana desa itu menjadi maju dan mereka juga yang membantu warga dalam segala hal yang ada sehingga sangatlah pantas warga desa menghormati mereka dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa krama sebagai perwujudan rasa hormat dan terima kasih.

Demikianlah yang saya ketahui tentang mengapa di dalam masyarakat Jawa terdapat 3 buah tingkatan bahasa dengan tujuan penggunaannya masing-masing. Apabila dalam tulisan saya ini terdapat hal-hal yang masih belum tepat mohon bagi rekan-rekan pembaca untuk memberikan masukan dan tanggapannya dalam kolom komentar agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan saya, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar